Kredit: Logitech |
Seorang penulis bernama Cameron Faulkner dari The Verge mencoba menghabiskan 10 menit waktunya dengan handheld game console baru dari Logitech yang dibuat untuk Cloud Gaming. Menurutnya cukup keren, namun dia tidak yakin bahwa itu se keren harganya US$350 atau Rp. 5.289.235 (kurs dollar Rp. 15.112).
Beberapa hari lalu saat postingan ini ditulis, Logitech mengumumkan G Cloud Gaming Console senilai US$349.99 atau Rp. 5.289.235 (kurs dollar Rp. 15.112), yang akan di rilis di AS pada tanggal 17 Oktober (diskon US$50 untuk preorder). Cameron mengujinya selama 10 menit, tetapi cukup lama baginya untuk mencoba memotret beberapa foto, membuka beberapa aplikasi, dan melihat bagaimana rasanya di jika di genggam secara langsung.
Saat Cameron tiba di tempat pengujian, Deathloop (baru tersedia di Xbox Game Pass) sedang dimainkan via Wi-Fi dari game consolenya melalui aplikasi Xbox Cloud Gaming. Sayangnya menurut Cameron, urutan intronya sangat membosankan. Meskipun itu bukan hal yang menghancurkan kesenangan, seperti semua pengalaman Cameron dengan cloud game streaming, hanya saja ada lag pada input yang setidaknya bagi Cameron sulit untuk diabaikan. Di sisi positifnya, tombol, trigger, dan tata letak stik analog G Cloud terasa enak. Adapun untuk ketajaman visualnya, sulit untuk mengetahui apakah ini kesalahan pada jaringan Wi-Fi yang sedang ramai dipakai, namun linkup yang gelap pada gamenya tampak sedikit kabur pada layarnya yang berukuran 7 inch panel IPS 1080p.
Fortnite versi Cloud terasa cukup bagus untuk dimainkan, bahkan dengan sedikit latensi. Kredit: Cameron Faulkner / The Verge |
Itu tidak terjadi ketika Cameron beralih ke Fortnite melalui aplikasi Nvidia GeForce Now. Keluar dari Xbox Game Pass dan boot ke aplikasi baru sangat cepat. Kesan awal Cameron adalah bahwa jika ekspektasi kalian untuk kecepatan pada handheld game console hanya ada di Nintendo Switch, menurut Cameron kita mungkin akan cukup terkesan dengan kinerjanya yang responsif dan tampilan dari navigasinya, mungkin tidak seberapa jika kalian membandingkannya dengan Steam Deck. Fortnite di G Cloud Gaming Handheld ini terlihat lebih baik dan berjalan lebih lancar daripada di Switch, meskipun itu sepenuhnya tergantung pada kemampuan jaringan Wi-Fi kalian. Tentu saja, karena ini adalah handheld berbasis Android, mungkin saja kalian bisa memainkan Fortnite versi mobile dan tidak perlu khawatir pada aspek Cloud Gaming-nya. Meskipun begitu, Cameron tidak yakin seberapa lancar gamenya akan berjalan dengan Snapdragon 720G dan RAM sebesar 4GB.
Sisa waktu Cameron dengan G Cloud Gaming Handheld terbuang karena sedikit bingung dengan Android Launcher-nya yang sepertinya dibantu oleh Tencent dalam pengembangannya, yang rasanya seperti Android Honeycomb yang diobrak-abrik (meskipun unit yang diuji merupakan Android 11). Cukup mudah untuk mengakses aplikasi-aplikasi disamping dari fokus pada gamingnya yang diletakkan di depan dan di tengah. Saat kalian mengakses draw app-nya, kalian bisa klik pada tombol wajah yang berfungsi sebagai portal ke Google Play Store, tempat dimana kalian dapat mengunduh berbagai macam game maupun aplikasi. Secara estetika, user interface-nya mungkin berusaha dibuat mirip dengan gamer-y yang tidak sepenuhnya cocok dengan Cameron.
Tombol bagian bahu dan genggamannya ditutupi dengan plastik bertekstur untuk memberikan pegangan yang lebih baik. Kredit: Cameron Faulkner / The Verge |
G Cloud Handheld nyaman untuk digenggam. Built-in grips-nya memberikan dukungan genggaman yang baik, dan plastik bertekstur di sekitar punggungnya dan di trigger-nya merupakan sentuhan yang bagus. Dalam hal ergonomi saja, Cameron lebih memilih menghabiskan beberapa jam bermain game di G Cloud ini daripada di Switch. Di bagian bawah, ada jack headphone di sebelah port USB-C yang fungsi utamanya untuk mengisi daya. Tidak mendukung monitor eksternal meskipun sepertinya USB-C ini bisa berfungsi sebagai audio transmitter untuk headset. Di kiri bagian atas genggaman ada tombol volume di sebelah tombol switch untuk sleep (bisa juga dimatikan secara software tanpa harus dengan tombol). Dan terakhir, ada slot kartu microSD di sisi kanan, di sebelah tombol bahu kanan.
Ada tombol slider di sebelah tombol volume di bagian atas genggaman. Kredit: Cameron Faulkner / The Verge |
G Cloud Gaming Handheld ini terasa dan terlihat di desain dengan sangat baik, dan tidak butuh waktu lama bagi Cameron untuk merasa ini adalah gadget yang ingin ia habiskan lebih banyak waktunya untuk mengujinya. Meskipun, seperti kebanyakan produk Logitech yang dipoles seperti yang dirasakan, menghabiskan waktu dengan gadget ini tidak mengubah pandangannya bahwa ia tidak cocok dengan harganya yaitu US$349.99 (Rp. 5.289.235). Kalian harus membeli bukan hanya untuk handheld game console-nya akan tetapi juga untuk layanan yang dimana kalian ingin memainkan game tersebut. Sehingga biayanya akan lebih dari yang ditawarkan.
Handheld game console ini tidak mendukung monitor eksternal melalui USB-C, tetapi kalian bisa mencolokkan audio transmitter untuk headset wireless, selain dari mengisi daya. Kredit: Cameron Faulkner / The Verge |
Melihat handheld game konsol ini, sangat sulit untuk menghiraukan seberapa besar value yang ditawarkan beberapa handheld konsol populer lainnya saat ini, termasuk Switch Lite seharga US$199 (Rp. 3.007.307) atau Switch US$299 (Rp. 4.518.517) yang lebih mumpuni dan dapat terhubung ke monitor atau TV. Belum lagi, harga awal Steam Deck seharga US$399 (Rp. 6.029.727) merupakan alternatif yang sangat menggoda jika kalian ingin bermain game PC di mana pun. Meski begitu, tablet Android yang di desain menjadi handheld game console yang tersedia untuk dibeli saat ini cukup langka sehingga G Cloud Gaming Handheld bisa menjadi hit.
Catatan, harga yang tertera diatas adalah harga di luar Indonesia.
Sumber: theverge.com
0 Komentar
Untuk menyisipkan kode pendek, gunakan <i rel="code"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan kode panjang, gunakan <i rel="pre"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan gambar, gunakan <i rel="image"> ... URL GAMBAR ... </i>